Pages

Showing posts with label desain grafis. Show all posts
Showing posts with label desain grafis. Show all posts

Sunday, September 18, 2016

Proses Dibalik Fanart "Chibi HYDRA Ver."

Chibi HYDRA

Seneng banget rasanya bisa bikin fanart buat kakak kakak HYDRA. Pengennya sih bikin yang ala-ala gothic atau grunge gitu, tapi apalah daya. Tangan ini malah bikin chibi yang imutnya keterlaluan.

Pertamakali gambar manual di kertas, rasanya ga percaya. Pas liat hasilnya, 

Chibi HYDRA sketch

“kenapa bisa jadi seimut ini?!!!” 

Aku yang ngegambar aja deg-degan liat hasil karya sendiri.

Gimana sih cerita dibalik karya chibi nan unyu ini?

Jadi...

Pertama, aku selalu mulai dengan manual. Pake pensil kertas dan penghapus. Karena sehebat apapun tool yang kamu punya, tetep ga akan bisa ngalahin nikmatnya ngegambar manual pake tangan sendiri /cie pesan moral/

Selanjutnya, proses pemindahan dari manual ke digital. Proses ini sebenarnya bisa diselesaikan dengan bantuan scanner, tapi berhubung aku ga punya scanner dan males juga buat numpang ke orang apalagi ke fotokopian. Akhirnya kamera ponsel jadi alternatif. Tinggal ckrek! Trus pindahin deh ke lepi.

Proses ketiga, adalah pewarnaan. Ah proses yang berat. Sebelum benar-benar diwarnai, aku melakukan lining terlebih dahulu, setelahnya baru dilanjutkan dengan pewarnaan, dan terakhir shading dan highlighting. Bener-bener harus betah didepan layar berjam-jam.

Chibi Dien

Seneng banget rasanya, walaupun baru satu gambar yang selesai ><

WIP Chibi Hydra

Yooosh!!! tinggal dikit lagi!!! ><

Terakhir, finishing! dengan sedikit sentuhan di software sejuta umat, yaitu Adobe Photoshop. Dan Voila!

Chibi Hydra pattern

Chibi Hydra colorful

Chibi Hydra Di En

Chibi Hydra Hoho

Chibi Hydra Juna

Chibi Hydra Rukka

/prok…prok…prok…/ SUGOOOIII

Awalnya sempet down pas lagi liat-liat referensi di internet. Chibi itu tipe gambar yang gampang, jadi pas liat yang lebih bagus aku langsung pesimis. Ah… pengen banget bisa bikin kaya gitu, tapi aku sadar kemampuanku masih dibawah rata-rata. Beruntungnya aku punya sahabat dan teman dekat yang selalu mendukungku dari belakang, arigatou minna ><

Tanpa dukungan kalian, karya ini mungkin ga bakalan pernah selesai. Makasih juga buat kakak-kakak yang udah sekedar ngelike dan komen di karyaku ini. Terimakasih banyak /love love love/

Saturday, September 3, 2016

Penggunaan Watermark Pada Artwork, Penting Gak Sih?

Copyrighted Image
Source : Google.com
Jika karya kita diibaratkan seorang anak, maka watermark adalah nama belakang atau nama keluarga yang kita kasih sebagai tanda bahwa kita adalah orang tuanya, pemilik dari karya tersebut. Bayangkan jika sebuah karya yang susah payah kita buat, tiba-tiba diklaim oleh orang lain sebagai miliknya. Atau seandainya kita ditawarkan untuk membuat karya dengan imbalan yang cukup besar tapi harus merelakan karya milik kita menjadi milik orang lain, persis seperti orang tua yang melahirkan anak tapi harus merelakan anaknya di berikan ke orang tua yang lain.

Sebagai pemula yang masih minim pengalaman dan ilmu, pada awalnya aku juga merasakan hal yang sama. Sama-sama merasakan betapa sakitnya hati ini ketika tahu hasil karya yang susah payah kubuat diklaim sebagai milik orang lain dan diperjual belikan dengan bebas /nangis bombay/.

Tapi entah mengapa dan bagaimana, jika saat ini ada orang lain yang mengklaim karyaku sebagai milik mereka aku tidak lagi merasa keberatan seperti sebelumnya. Menurutku perbuatan mereka itu bisa dijadikan ajang buat promosi ke orang-orang tentang karya-karyaku secara gratis. Bukan berarti aku manusia yang punya hati lebih baik dari manusia terbaik di muka bumi. Yah… hanya memanfaatkan keadaan, toh kalo mau dituntut juga ribet, perlu keluar uang banyak sedangkan karya yang aku tuntut harganya juga gak seberapa. Beda cerita kalau karyaku sudah jadi masterpiece, seberapapun uang yang harus kukeluarkan untuk menyelamatkan anakku, aku rela.

Kenapa malah ngelantur begini -.-

Maksudku begini, anggap aja si A membajak karyaku dan mengklaim bahwa itu adalah miliknya. Kemudian ia jual dan A mendapatkan keuntungan dari penjualan tersebut. Singkat cerita si A kemudian terkenal di masyarakat luas dari karya milik orang lain yang ia klaim sebagai miliknya sendiri. Bayangkan jika suatu hari ia ditanya oleh salah satu penggemarnya atau fans beratnya tentang gimana proses penciptaaan karya-karyanya. Bayangkan jika suatu hari ia ditawarkan pekerjaan sebagai desainer di suatu perusahaan besar karena ia begitu terkenal dengan karyanya. Menurut kalian apa yang akan terjadi dengan si A?

fanart_by_delladian_a
Source : Doc. Pribadi

fanart_by_delladian_a_2
Source : Doc Pribadi
Ini adalah contoh kecil yang pernah aku alami sendiri. Jadi ceritanya aku bikin fanart gitu buat salah satu personil team “Mister Tukul Jalan-jalan”, dan kebetulan salah satu fans-nya dia ngerepost fanart aku di akun instagramnya dia tanpa konfirmasi atau sekedar menuliskan identitasku sebagai kreatornya. Fanart itu emang sengaja dibuat tanpa watermark karena menurutku itu cuma karya fanart biasa dan masih jelek banget. ‘siapa juga yang mau liat gambar jelek begini’, pikirku waktu itu. Dan saat aku tahu ada yang membajak karyaku, aku gak tau harus bereaksi senang atau sedih? Karena disatu sisi aku senang bahwa ternyata karyaku dihargai dan dilihat orang lain, namun disisi lain aku sedih karena rendahnya pengetahuan dia tentang fanart, masih banyak karya fanart yang lebih baik dibanding karyaku diluar sana. Seharusnya dia ngehina hasil kerjaku yang jelek banget, bukannya malah nge-repost! /ini lebay plis -.-/

Ada lagi cerita tentang salah seorang blogger yang menceritakan pengalamannya dalam hal pembajakan. Karya yang dibajak juga berupa fanart, namun pembajakan disini lebih parah karena karyanya bukan hanya sekedar dibajak namun juga diperjual belikan tanpa sepengetahuan sang kreator ataupun menampilkan identitas kreator. Pada saat dikonfirmasi, ternyata salah satu adminnya mengakui dan meminta maaf atas pembajakan tersebut serta berniat untuk memberhentikan penjualan produk yang bersangkutan. Namun anehnya setelah acara permintaan maaf itu, si admin masih mempertahankan argumennya bahwa ia tidak bersalah. Bahkan mereka juga sempat menyinggung software yang dipakai sang kreator dalam membuat karyanya asli atau tidak. Cerita ini menarik sekali untuk disimak, selengkapnya bisa dibaca disini.

Kasus pembajakan atau plagiat hasil karya visual memang bukan hal yang baru. Penjelasan tentang masalah ini juga sudah didiskusikan panjang lebar oleh para ahli dalam Forum Desain Grafis Indonesia di website resminya sejak tahun 2008 yang lalu. Bahkan diskusi ini juga sudah diterbitkan dalam bentuk media cetak.

Aku bukanlah seorang mahasiswa dari jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV), ilmu yang kupunya di bidang ini juga sangat minim. Jadi wajar jika aku baru tahu ternyata sejak tahun 1987 International Council Graphic Design Associations (ICOGRADA) telah menyusun dan menerbitkan “Code of professional Conduct” atau kode etik yang berlaku bagi orang dengan profesi desainer grafis. Kode etik ini dibuat dengan tujuan sebagai standar profesional dalam industri/profesi desainer grafis. Dengan adanya kode etik ini, semua yang berhubungan dengan profesi tersebut seperti, klien, desainer, serta pihak-pihak lainnya diharpkan dapat memiliki hubungan yang seimbang dalam hak dan kewajiban sesuai dengan peraturan yang sudah disepakati.

Indonesia juga sudah memiliki peraturan hukum mengenai Hak Cipta, peraturan ini tertuang dalam Undang-Udang Republik Indonesia No. 19 tahun 2002. Sanksi yang dikenakan atas tindak pelanggaran hak cipta sendiri berupa hukuman penjara paling singkat satu bulan dan paling lama tujuh tahun yang dapat disertai atau tidak disertai denda sejumlah paling sedikit satu juta rupiah dan paling banyak lima milyar rupiah, sedangkan hasil karya bajakan atau alat-alat yang digunakan untuk membajak dirampas oleh negara untuk dimusnahkan.

Ketatnya peraturan yang dibuat dalam melindungi karya orang lain ternyata masih tidak sebanding dengan rendahnya pengetahuan masyarakat kita akan berharganya sebuah karya. Memberikan penghargaan kepada kreator atas karyanya merupakan pilihan yang bijak, sesederhana apapun bentuk penghargaan itu. Dan sebagai desainer visual, menghargai karya yang kita buat sendiri juga tidak ada salahnya. Salah satunya adalah dengan menjaga karya itu sendiri dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Memberikan watermark atau identitas berupa tanda tangan atau sekedar inisial dalam karya yang kita buat adalah salah satunya.

Monday, July 18, 2016

Inspirasi dari Perasaan Iri

Compare Quote
ilustrasi oleh @delladian_a

Finally, akhirnya aku bisa nulis lagi di blog ini.

Sekarang aku lagi belajar mendalami bidang drawing, baik digital maupun manual. Karena memang dari segi teknis, ilmu dan pengalaman aku masih kurang banget di bagian ini padahal ini adalah bagian dasar yang penting bagi seorang desain grafis sepertiku. Untuk saat ini pelajaran yang pengen banget aku kuasain itu pertama adalah Coloring dan yang kedua itu Shading.

Dimulai dari rasa iri sama karya-karya orang hebat yang berserakan di dunia maya hingga akhirnya aku menemukan sebuah pencerahan, sebuah inspirasi hebat. 

Perasaan "ingin jadi sehebat dia" itu selalu ada dalam diri aku, namun bukan berarti aku bisa seenaknya ngambil jalan pintas agar bisa jadi sehebat mereka. Bagiku rasa itu haruslah dibarengi dengan usaha dan kerja keras kita sendiri. Hingga akhirnya nanti kita bisa seperti mereka.

Tapi nggak tau kenapa, apa mungkin api-motivasi-nya yang kebesaran atau akunya yang emang gak sabaran akhirnya bikin karya aku like a robot, tak bernyawa dan tak berarti apa-apa. "Kosong".

Hingga akhirnya aku menemukan sebuah artikel yang menyelipkan sebuah kata. Sebuah kata sederhana yang banyak dilupain orang -khususnya aku- namun sangat bermakna jika kita tahu apa arti penting dibalik kata tersebut.

"don't compare yourself with other"

atau istilah gaulnya,

"rumput tetangga emang selalu keliatan ijo"

Seandainya kita pernah merenung dan memikirkan kata-kata ini pastilah kita sadar dengan apa yang sedang kita lakuin sekarang. Membandingkan diri kita dengan orang lain itu gak akan pernah ada habisnya. Terlebih kalo kita mikirnya disaat kita lagi dalam keadaan stress dan keadaan psikologi yang lemah.

Dari kata tersebut akhirnya aku memutuskan untuk kembali berkarya dengan caraku sendiri. Apapun hasilnya nanti, yang penting sekarang adalah aku kembali berkarya.

Dan beginilah hasilnya,

Setelah melalui beberapa tahapan percobaan aku berhasil membuat sebuah potrait Beri yang sedang tersenyum, sebuah quote sederhana yang aku jadiin ilustrasi tulisan ini, dan sebuah video pendek tentang gimana caranya aku menggambar digital menggunakan software gratisan Inkscape.




Karyaku juga bisa dilihat di akun instagram dan youtube pribadiku.

P.S : Karena ini adalah video hasil rekaman pertamaku, jadi maafkan daku jika masih banyak kekurangan dan kekhilafan. Kritik dan sarannya sangat membantu ^^


SaveSaveSaveSave
SaveSave

Tuesday, April 12, 2016

Dunia Desain Grafis

Ilustrasi Kucing

Cakupan desain grafis itu luas banget, gak cuma desain yang biasa kita liat di poster atau di iklan yang ada gambar-gambar keren hasil editan Sotosop. Tipografi dan tata letak kayak arsitek juga termasuk desain grafis kok.

Pada dasarnya desain grafis itu adalah seni komunikasi melalui tulisan, ruang, dan gambar. 

Ilmu desain grafis disebut juga dengan seni komunikasi visual yang medianya bisa berupa tulisan, ruang dan gambar. Terus orang yang kerja di bidang ini disebut dengan desainer, dimana tugas seorang desainer itu bikin solusi visual dari sebuah permasalahan yang nantinya dikomunikasiin pake media tadi.

Dulunya, karya desain grafis ini digunain di media statis kayak buku, majalah atau brosur. Tapi karena teknologi udah berkembang, akhirnya karya-karya tersebut juga digunain di media elektronik yang dikenal juga dengan sebutan desain interaktif atau desain multimedia. Contoh gampangnya tuh iklan yang biasa kita liat di tipi-tipi.

Sebagai seorang yang masih belajar, aku sadar aku masih harus berguru kepada mastah-mastah yang bergelimpangan diluar sana. Dan inilah beberapa karya yang bisa dijadiin referensi hasil dari mastah-mastah lokal yang patut ditiru dan diacungi jempol,

Pinkberry

Pinkberry


Wahyu Aditya
Kalo mau tau informasi lebih lanjut dari karya diatas, tinggal klik namanya aja ^^

Tuesday, January 5, 2016

I Miss Free Time


Beberapa bulan belakangan ini aku kembali disibukkan dengan kegiatan perkuliahanku yang sebenarnya tidak terlalu banyak. Namun jadwal yang kupikir lebih mirip dengan jadwal ketika aku berada di bangku Sekolah Menengah dulu dan dengan mata kuliah yang hanya beberapa itu terasa merampas waktu-waktu berhargaku. Ditambah lagi dengan tugas akhir (skripsi) yang tak kunjung menunjukkan kemajuan apapun, hanya menambah beban berat dikepalaku.

Target hidup yang jauh-jauh hari sudah kurancang dengan rapih, semuanya menjadi berantakan (namanya juga rencana manusia).

Aku sangat merindukan masa-masa free time-ku. Dimana aku tidak lagi memikirkan beban perkuliahan, tugas akhir dan tetek bengeknya. Fokus pada diriku sendiri, dan rencana hidupku tentunya.

Bagiku free time bukanlah waktu luang yang biasa dimanfaatkan untuk bersantai semacam berlibur atau tidur. Namun bagiku, free time adalah waktu berharga dimana aku bisa jadi diriku sendiri. Aku bisa belajar banyak pada sesuatu yang aku sukai. Contohnya, satu atau dua tahun yang lalu, free time kudapatkan ketika aku sedang libur panjang. Dalam satu bulan aku belajar banyak hal tentang aplikasi Adobe Photoshop yang dulunya kutahu hanya berfungsi untuk "mengedit foto". Dengan adanya free time aku belajar dan jadi tahu bahwa fungsi aplikasi itu ternyata sangat banyak dan tentu saja lebih dari sekedar "mengedit foto". Salah satu yang aku dalami saat itu dan sampai sekarang (dengan aplikasi yang berbeda) adalah digital art berbasis vector. Walaupun sebenarnya vector itu lebih baik menggunakan aplikasi Corel Draw namun aku menemukan banyak sekali tutorial di internet yang mengajarkan vector berbasis Adobe Photoshop. Bagiku yang saat itu tidak memiliki cukup alat yang memadai, pepatah selalu mengatakan bahwa, "jangan terbatas dalam keterbatasan". Selalu ada cara.

Oh my free time...

Kapankah kau datang kembali?

I miss you a lot.

Image source : Aleks Dorohovich

Monday, December 28, 2015

Momen Akhir Tahun

Bulan desember adalah surga.

Dimana-mana ada sale!

Semua barang dijual setengah harga.

Dan ini adalah kesalahanku untuk kesekian kalinya, melupakan momen akhir tahun untuk beli barang-barang yang aku inginkan. Seharusnya aku sudah menyiapkan tabungan yang banyak untuk persiapan pesta diskon akhir tahun ini.

Buku, gadget, baju, sepatu, barang-barang lucu, semuanya dijual dengan harga murah, "Sale Clean Garage" sih katanya. Walaupun barang-barang yang dijual bukan merupakan keluaran terbaru, namun setidaknya kamu bakal dapet harga murah untuk buku yang sama di tanggal yang berbeda.

Karena kecerobohanku, daftar-daftar barang yang aku inginkan ini berakhir dengan sekedar daftar keinginan. 

1. Buku biografi Steve P. Jobs karangan Walter Issacson. 


Pertamakali buku ini diluncurkan, ketertarikanku baru berkisar 50%. Dengan harganya yang lumayan menguras dompet aku memilih untuk tidak membeli buku ini saat itu. Namun sekarang aku menginginkan buku ini, SANGAT!

2. Buku biografi Ikko Tanaka yang menurutku langka banget.


3. Buku Warisan 5 Designer yang baru aja meluncur akhir tahun ini. Pengen pake banget!


4. Buku Tipografi karangan Danton Sihombing.


5. Smartphone baru. Berhubung smartphoneku hilang beberapa bulan yang lalu, smartphone baru adalah solusi yang tepat. Haha minimal Iphone 6s lah (begaya banget sih -.-)

6. Buku Sherlock Holmes yang harganya sekitar dua ratus ribuan yang walaupun diskon masih aja belum mampu beli akunya. T^T


7. Watercolor Pack's sekalian dengan kuas plus kertasnya.

8. Pena pigment no. 0.2

Tahun depan mungkin daftar ini akan bertambah, dan aku tidak ingin daftar ini hanya sekedar jadi sebuah daftar keinginan. Aku harus mewujudkannya. HARUS.

Image source : google