Bukan puisi, syair, sajak ataupun sejenisnya.
Hanya beberapa kalimat yang tiba-tiba muncul saat aku memikirkan semua yang terjadi di antara kita.
Kau.
Telah mengubah hidupku tepat setelah aku mengenal siapa dirimu.
Kau mengajarkanku banyak hal.
Tentang cinta, tentang kejujuran, tentang jati diri, tentang kesabaran, tentang rasa sakit atas pengkhianatan, tentang persahabatan, bahkan tentang diriku sendiri.
Ingin rasanya ku berterimakasih.
Atas semuanya.
Mungkin kata terimakasih belum cukup untuk mewakili semua rasa yang kurasakan saat ini.
Terimakasih banyak.
Benar-benar terimakasih banyak.
Namun kata maaf yang tak ingin ku ucapkan saat ini mau tak mau harus kukatakan.
Kurasa aku harus mengatakannya.
Harus.
"Aku minta maaf"
Atas kebodohanku selama ini, atas perkataan kasarku selama ini, atas kesombonganku selama ini, atas kecerobohanku selama ini, atas kesulitan yang aku sebabkan selama ini, atas kekesalanmu yang aku sebabkan selama ini, atas semuanya.
Aku ingin sekali mengatakan ini, "Tenang saja, aku tidak menyesal tentang apapun"
Tch, sampai akhir aku tetap saja orang bodoh yang sombong.
Aku tak tahu harus kasihan atau bangga pada diriku sendiri.
Ntah lah...
Berulang kali kupikirkan semuanya.
Beribu pertanyaan mengapa, kenapa dan siapa muncul bagai kutu loncat dikepalaku.
Meraba ku mencari semua jawabannya.
Tanpa pegangan kokoh di tangan.
Terus mencari jawabannya di tengah kegelapan yang tak berujung.
Kukerahkan semua tenagaku dan jawabannya tetap saja masih terlihat samar.
Mungkinkah aku harus menanyakannya langsung padamu?
Benarkah aku benar-benar percaya padamu?
Aku takut.
Masih takut.
Kadang secara tiba-tiba seekor kutu meloncat sambil berkata.
"Semua rasa yang kau punya memang nyata, namun dia kau pikirkan hanyalah khayalan"
Maksudnya mungkin kau memang nyata dan ada, namun kau yang aku pikirkan tidaklah nyata dan hanya ada di dunia dongengku saja.
Benarkah?
Lalu bagaimana dengan logikaku yang selalu menghilang secara misterius saat kau jauh dariku?
Bagaimana dengan namamu yang selalu muncul disaat aku membutuhkan pertolongan?
Bagaimana dengan wajahmu yang ...
...
Terlalu dramatis bukan? benar-benar wanita bodoh yang sombong.
Benar-benar wanita bodoh yang sombong
Hanya beberapa kalimat yang tiba-tiba muncul saat aku memikirkan semua yang terjadi di antara kita.
Kau.
Telah mengubah hidupku tepat setelah aku mengenal siapa dirimu.
Kau mengajarkanku banyak hal.
Tentang cinta, tentang kejujuran, tentang jati diri, tentang kesabaran, tentang rasa sakit atas pengkhianatan, tentang persahabatan, bahkan tentang diriku sendiri.
Ingin rasanya ku berterimakasih.
Atas semuanya.
Mungkin kata terimakasih belum cukup untuk mewakili semua rasa yang kurasakan saat ini.
Terimakasih banyak.
Benar-benar terimakasih banyak.
Namun kata maaf yang tak ingin ku ucapkan saat ini mau tak mau harus kukatakan.
Kurasa aku harus mengatakannya.
Harus.
"Aku minta maaf"
Atas kebodohanku selama ini, atas perkataan kasarku selama ini, atas kesombonganku selama ini, atas kecerobohanku selama ini, atas kesulitan yang aku sebabkan selama ini, atas kekesalanmu yang aku sebabkan selama ini, atas semuanya.
Aku ingin sekali mengatakan ini, "Tenang saja, aku tidak menyesal tentang apapun"
Tch, sampai akhir aku tetap saja orang bodoh yang sombong.
Aku tak tahu harus kasihan atau bangga pada diriku sendiri.
Ntah lah...
Berulang kali kupikirkan semuanya.
Beribu pertanyaan mengapa, kenapa dan siapa muncul bagai kutu loncat dikepalaku.
Meraba ku mencari semua jawabannya.
Tanpa pegangan kokoh di tangan.
Terus mencari jawabannya di tengah kegelapan yang tak berujung.
Kukerahkan semua tenagaku dan jawabannya tetap saja masih terlihat samar.
Mungkinkah aku harus menanyakannya langsung padamu?
Benarkah aku benar-benar percaya padamu?
Aku takut.
Masih takut.
Kadang secara tiba-tiba seekor kutu meloncat sambil berkata.
"Semua rasa yang kau punya memang nyata, namun dia kau pikirkan hanyalah khayalan"
Maksudnya mungkin kau memang nyata dan ada, namun kau yang aku pikirkan tidaklah nyata dan hanya ada di dunia dongengku saja.
Benarkah?
Lalu bagaimana dengan logikaku yang selalu menghilang secara misterius saat kau jauh dariku?
Bagaimana dengan namamu yang selalu muncul disaat aku membutuhkan pertolongan?
Bagaimana dengan wajahmu yang ...
...
Terlalu dramatis bukan? benar-benar wanita bodoh yang sombong.
Benar-benar wanita bodoh yang sombong